Jakarta,JPI—Riset Jakarta Property Institute (JPI) membuktikan bahwa mayoritas warga penghuni rumah susun (rusun) sederhana di Ibu Kota cenderung puas dengan keadaan tempat tinggalnya. Menggambarkan bahwa penyediaan perumahan vertikal berpeluang menjadi solusi kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan warga relokasi secara jangka panjang.
Sebagai informasi, studi yang berlangsung pada Maret-Desember 2022 dan dipublikasikan pada awal Maret 2023 ini melibatkan 904 responden dari tiga jenis rusun di Jakarta. Tepatnya, sebanyak 565 responden penghuni 22 rusunawa pemerintah (62 persen), 152 responden penghuni 2 rusunami pemerintah (17 persen), dan 187 responden penghuni 4 rusunami swasta (21 persen). Profil responden penghuni rusun sederhana mayoritas berusia 35-43 tahun (50,8 persen), disusul 44-52 tahun (21 persen) dan 26-34 tahun (14,6 persen).
Sebanyak 98 persen di antaranya sudah menikah dengan mayoritas telah memiliki 2 anak. Adapun, profil pekerjaan penghuni didominasi pekerja tetap sebanyak 36 persen, buruh harian 29 persen, dan wiraswasta/pedagang/PKL sebanyak 18 persen. Namun demikian, Direktur Program Jakarta Property Institute Steve J. Manahampi mengungkap bahwa terkhusus rusunami swasta, mayoritas responden ternyata masih muda dan cenderung mapan. Tepatnya, berusia 26-34 tahun (36 persen), dengan pekerjaan terbanyak sebagai PNS, pegawai tetap swasta, pegawai BUMN, dan wiraswasta, dengan rata-rata penghasilan Rp7,9 juta per bulan.
“Hal ini menunjukkan penduduk usia muda di Tanah Air memiliki minat yang relatif tinggi terhadap kepemilikan unit rusun sebagai pilihan tempat tinggal. Selain itu, juga menunjukkan adanya keinginan untuk berinvestasi di sektor properti sejak dini,” ungkapnya dalam publikasi yang bertajuk ‘Kondisi Pelayanan dan Fasilitas Rumah Susun di Jakarta’ itu.
Analisis JPI terkait indeks kepuasan penghuni rusun secara umum berada di kisaran tinggi (3,0-4,0 basis poin) dan sangat tinggi (4,0-5,0 basis poin). Terbagi, skor kepuasan 4,2 dari penghuni rusunawa pemerintah, skor 4,2 untuk rusunami pemerintah, dan 4,0 untuk rusunami swasta.
Secara terperinci, berdasarkan aspek penyusun indeks kepuasan, penghuni rusunawa pemerintah dan rusunami pemerintah cenderung sangat puas poin untuk aspek bangunan gedung, fasilitas dalam rusun, fasilitas sekitar rusun, dan perilaku penghuni rusun. Hanya aspek pengelolaan rusun yang mendapat skor 3,4 poin untuk rusunawa pemerintah dan 3,0 poin untuk rusunami pemerintah. Adapun, penghuni rusunami swasta cenderung berbeda, sebab aspek fasilitas dalam rusun berada di skor 3,9 poin, sementara pengelolaan rusun mendapat skor lebih rendah lagi dengan 2,9 poin saja. Sisanya, yaitu aspek bangunan gedung, fasilitas sekitar rusun, dan perilaku penghuni rusun cenderung berada di tingkat sangat puas, alias berkisar di atas 4,0 basis poin.
“Penghuni rusunawa pemerintah memiliki indeks kepuasan penghuni yang terus meningkat seiring berjalannya waktu tinggal di rusunawa. Ini menjustifikasi bahwa keberadaan rusunawa pemerintah mampu memberikan kepuasan bagi penghuninya dalam jangka panjang,” jelasnya.
undefined