Bekasi,JPI—Permintaan terhadap properti berupa hunian di koridor timur Jakarta yang mencakup wilayah kota dan kabupaten Bekasi hingga Karawang diprediksi bakal meningkat seiring dengan masifnya pembangunan infrastruktur dan transportasi di kawasan tersebut. Executive Director Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengatakan koridor timur Jakarta saat ini dapat disebut sebagai kawasan sunrise di industri properti.
"Prospek kawasan ke depan didukung dengan pembangunan dan roda ekonomi yang kuat membuat kawasan ini menjadi semakin berpotensi untuk bertumbuh lebih tinggi lagi," kata Ali
Ali memproyeksi kawasan tersebut tidak hanya menjadi penyangga Jakarta, melainkan menjadi pusat pertumbuhan baru yang mandiri dengan lengkapnya ekosistem seperti perdagangan jasa, bisnis, perindustrian, dan properti. Apalagi, pengembangan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap membuat pengembangan di Koridor Timur Jakarta semakin menjanjikan untuk sektor residensial. Koridor ini menghubungkan 2 kota besar yakni Jakarta dan Bandung. Masifnya pembangunan infrastruktur konektivitas menjadi backbone dari industri properti di kawasan ini.
"Kedua lokasi tidak hanya terkoneksi lewat jalan tol tetapi nantinya juga akan hadir Kereta Cepat Jakarta-Bandung," ujarnya.
Selain itu, kehadiran LRT Jabodebek dan jalur Tol Cibitung-Cilincing yang akan terkoneksi ruas JORR 2 juga semakin menambah kelengkapan infrastruktur di dalamnya. Koridor timur juga akan terus melebar sampai Bodebek-Punjur dengan semakin tingginya aksesibilitas dan konektivitas melalui rencana infrastruktur ke wilayah Ciracas, Cibubur, Cileungsi, hingga Sentul dan Bogor. Kondisi ini pun dimanfaatkan para pengembang untuk lebih agresif meluncurkan produk hunian di koridor timur Jakarta. Salah satu pengembang, PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) saat ini tengah mengembangkan 3 township di Koridor Timur Jakarta yakni Summarecon Bekasi, Summarecon Emerald Karawang dan Summarecon Crown Gading.