JAKARTA, JPI—Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) didampingi Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Kantor BNPB, Jakarta, Senin malam (11/11/2024). Menteri Ara mengatakan, untuk pembangunan rumah dalam penanganan bencana harus betul-betul melibatkan warga korban bencana yang akan menjadi calon penghuni. Hal ini bertujuan untuk memastikan rumah yang telah dibangun akan tepat sasaran dihuni oleh korban bencana.
"Selain dari hasil pendataan BNPB untuk warga korban bencana yang akan direlokasi, juga harus ada dialog dengan warga calon penghuninya agar tepat sasaran. Jangan sampai ada kejadian rumah yang sudah dibangun tidak dihuni," kata Menteri Ara.
Agar konstruksi dapat segera terlaksana, Menteri Ara meminta agar segera dilakukan pendataan agar ada kepastian titik dan jumlah rumah yang akan dibangun. "Selain itu juga segera disiapkan estimasi biaya pembangunan rumahnya beserta isinya. Pastikan juga stok bahan pembangunan rumahnya sudah siap, untuk besok kita laporkan saat rapat bersama Wakil Presiden," tegasnya.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, dari hasil pendataan sementara ada sekitar 2.700 unit rumah yang perlu dibangun untuk warga korban bencana yang akan direlokasi.
Dikatakan Kepala BNPB, hingga saat ini bersama TNI/Polri dan Pemda masih melakukan pendataan jumlah kerusakan yang terjadi di lapangan. "Sudah ada dua lahan rencana untuk relokasi yakni di Lakangkledang Wilayah Ulayat Desa Nobo Desa Konga (50 ha) dan Kramak Kobasoma Desa Kobasoma (50 ha)," ujarnya.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PKP Iwan Suprijanto mengatakan, untuk pembangunan rumah bagi korban bencana saat ini sudah tersedia teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan Rumah Sistem Panel Instan (RUSPIN) yang sudah terbukti cepat dan tangguh.
"Kami sudah mempunyai stok di katalog pengadaan barang dan jasa dan semuanya merupakan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Kita sudah siapkan rencana pembangunannya, jika semua data sudah selesai divalidasi maka sudah bisa mulai konstruksi pertengahan Desember 2024 dan target selesai pada April 2025," ujarnya.
Direktur Utama PT Semen Indonesia Donny Arsal yang turut hadir dalam rapat tersebut menyampaikan dukungannya untuk pembangunan rumah bagi korban bencana dengan memberikan harga diskon."Kami berikan dukungan harga khusus untuk bencana kami kasih angka harga lebih murah 10% dari harga pasaran yang paling murah," ujarnya.